Loading...

CV. RUMPUN BAMBU NUSANTARA

Currently Rumpun Bamboo Nusantara own and operates 4 bamboo treatment facilities in Sleman, Gunungkidul, Lombok, Cirebon with total area of 12.000 sqm. Currently these 4 preservation facilities operate in normal production capacity processing up to 12 std 20ft container treated bamboo pole /month. This production capacilty can be easily increased if necessary.

Our Projects

Recently Completed Projects

Office & Hall

Development of Pusat Informasi Lestari

Client : UNOPS (United Nations Office for Project Services)

Mosque & Hall

Bamboo Mosque

Client : Islamic Green Village Community

Bamboo villa

Villa tokay

Client : Jack

Bamboo Villa

Kalandara Resort

Client : Team Kalandara Resort

Training

Mbaru One Ecolodge

Client : Environmental Bamboo Foundation

Our Product

Our Product

Ara Chair
Size : 50x50x70cm
Rp. 1,850,000
Amaf Chair
Size : 43x43x70cm
Rp. 1,650,000
Star Bar Stool
Size : 35x35x90cm
Rp. 1,250,000

Research & Training

Research & Training

Bambubos adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perbambuan yang mengusung prinsip ecosociopreneurship yang memadu etos bisnis dan etos pengembangan masyarakat (community development). Bidang usahanya meliputi penelitian, pelatihan, pembibitan bambu, pengawetan bambu, jasa perencanaan dan konstruksi bambu. Dalam menjalankan usahanya, Bambubos bermitra dengan beberapa universitas dan studio arsitektur, antara lain AKANOMA (Yu Sing) di Bandung, Studio WNA (Nugroho Widi) di Bali, ARKOM, dan ASF (Andrea Fitrianto).

Bambu yang dipanen dengan baik dan atau diawetkan merupakan bahan yang kuat, fleksibel, dan murah untuk membuat bangunan permanen, furnitur, kerajinan tangan, instalasi ruang, dan sebagainya yang dapat dijadikan pengganti kayu yang kian langka. Di beberapa negara, bambu sudah diberi label green steel karena kekuatannya bisa disandingkan dengan baja. Kelebihan bambu dibandingkan baja adalah sifatnya yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu yang sudah dikenal di dunia, 11%-nya merupakan jenis asli Indonesia. Jumlah dan jenis bambu terbanyak terdapat di Sumatera (56 jenis) dan Jawa (60 jenis). Orang Indonesia juga sudah terbiasa memanfaatkan bambu untuk keperluan hidup sehari-hari, misalnya untuk meubel, konstruksi rumah, bilik, peralatan pertanian, kerajinan, alat musik, dan makanan. Sayangnya, multimanfaat bambu tersebut tidak sebanding dengan nilai bambu itu sendiri. Bambu belum menjadi prioritas pengembangan karena selama ini bambu dianggap sebagai poor man’s timber—citra bahan milik orang miskin.

Oleh sebab itu, perlu adanya penyebarluasan pengetahuan dan keterampilan mengenai pemanfaatan bambu melalui pelatihan-pelatihan. Salah satu agen perubahan yang sangat strategis untuk mengusahakan bambu sebagai salah satu bahan ramah lingkungan adalah Arsitek. Oleh sebab itu, Bambubos bekerjasama dengan beberapa Jurusan Arsitektur melakukan pelatihan-pelatihan disain dan konstruksi bambu.